Lokasinya tak jauh-jauh dari Jakarta, yakni kawasan BSD City, Tangerang Selatan, kota satelit yang sangat pas merefl eksikan gaya hidup konsumen yang disasar All New City: para rising star.
Bersama dua rekan jurnalis lain, Media Indonesia mendapat kesempatan mencoba All New City tipe teratas, ES, yang dibanderol Rp321 juta. Kami bebas mengeksplorasi dua hal sekaligus, yakni kemampuan All New City dan eksotisme kawasan BSD City yang tengah berkembang.
Bekal yang kami bawa sebelum masuk ‘kokpit’ dan terbang bersama City teranyar itu ialah penjelasan gamblang yang disampaikan Large Project Leader All-New Honda City Toshikazu Hiroshe dalam wawancara eksklusif dengan Media Indonesia pada Kamis dua pekan lalu, di Jakarta. Menurut Hiroshe, terdapat setidaknya empat transformasi paling signifi kan yang dilakukan pabrikan asal Jepang ini. Pertama ialah interior yang semakin lapang hingga melebihi kelasnya.
“Khususnya ruang di tempat duduk bagian belakang. Dari jarak depan sampai belakang All-New City sudah masuk kategori Honda Accord. Sampai sedrastis itu kami memperluasnya,” terang Hiroshe.
Kedua, fitur-fitur termutakhir yang diklaim setara dengan sedan satu kelas di atas City. Kemudian, keekonomisan konsumsi bahan bakar. “Terakhir, desain eksterior yang advanced dan cool,” ujar Hiroshe.
Kelapangan kabin memang menjadi titik kenyamanan All New City yang layak diberi bintang. Meski interiornya beraksen warna hitam yang cenderung membuat kesan sempit, nyatanya justru pengemudi ataupun penumpang di bangku depan dan belakang tak merasakan hal itu.
Jika dibandingkan dengan pendahulunya, ruang kabin All New City memang lebih luas dengan penambahan dimensi di beberapa sisi. Head room dan shoulder room lebih panjang 10 mm, knee clearance lebih lapang 70 mm, dan leg room bertambah 60 mm. Interior depannya didandani dengan konsep layered floating cockpit yang membuat `rasa' kabin depan elegan, tapi tetap sporty. Apalagi dengan tambahan fiturfitur masa kini semisal smart key system, cruise control, ECON mode, ECO assist, juga paddle shift.
Sayang, jalanan di sepanjang kawasan BSD City hingga Summarecon Serpong yang kami jelajahi sore itu cukup ramai sehingga tak memberikan ruang untuk mencoba secara maksimal ketangguhan mesin 1.5 L SOHC i-VTEC dipadu dengan teknologi drive by wire serta transmisi CVT yang diklaim Honda sebagai yang tergarang di kelas minisedan.
Kami hanya sempat tancap gas hingga spedometer menunjuk angka 120 km/jam. Mungkin itu hanya dua pertiga dari tenaga maksimal yang bisa dihasilkan All New City sebesar 120 PS pada 6.600 rpm dan torsi 14,8 kg-m pada 4.600 rpm. Namun, itu tak sampai membuat kami jengkel. Kesenyapan kabin yang disempurnakan dengan kesejukan pendingin udara yang mengalir rata dan alunan musik yang lembut dari perangkat audio telah membuai kami untuk sejenak melupakan kata `ngebut'. (Xan/Pun/S-3) - Media Indonesia, 08/05/2014, halaman 22/23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar